ceritaku

Selasa, 16 Agustus 2011

PENGUJIAN KEPATUHAN

Pengujian Kepatuhan (Compliance Test )
      Pengertian Pengujian Kepatuhan (Compliance Test) telah banyak disampaikan oleh para ahli diantaranya menurut Sukrisno Agoes dalam Ika Pratiwi (2009: 11):
“Tes terhadap bukti-bukti pembukuan yang mendukung transaksi yang terjadi, sudah diproses dan dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang ditetapkan manajemen”.

     Sukrisno Agooes juga menyampaikan tentang tujuan dari pengujian kepatuhan (compliance test) yaitu:
untuk menilai efektivitas dari pengendalian intern dan sistem pengendalian manajemen dengan melakukan pemeriksaan secara sampling atas bukti-bukti pembukuan, sehingga bisa diketahui apakah transaksi bisnis perusahaan dan pencatatan akuntansinya sudah dilakukan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan manajemen perusahaan. (Sukrisno Agoes, 2004: 11)

Pengertian lain juga disampaikan oleh Indra Bastian (2007 : 208) yaitu:
Pengujian kepatuhan seperti tersirat dari namanya didesain untuk memastikan bahwa pengendalian internal yang digunakan atau diandalkan oleh auditor dalam prakteknya berjalan dengan baik. Sifat dari pengujian ini sangat tergantung pada sifat pengendalian, tetapi secara esensial pengujian ini meliputi pengecekan transaksi sebagai bukti kepatuhan.

Mulyadi dalam bukunya juga menyampaikan tentang pengertian pengujian kepatuhan (2002: 198) yaitu :
“Pengujian terhadap efektivitas pengendalian intern dalam mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan”.

      Berdasarkan definisi-definisi di atas maka pengertian dari pengujian kepatuhan (compliance test) menurut peneliti adalah suatu bentuk pengujian terhadap efektivitas pengendalian intern melalui tes terhadap dokumen/bukti pembukuan yang mendukung transaksi dan digunakan untuk memastikan bahwa pengendalian intern yang dilakukan dalam prakteknya berjalan dengan baik.
Pengujian kepatuhan untuk menguji efektivitas pengendalian intern ini dapat dilakukan dengan tiga model pengujian. Model pengujian kepatuhan diantaranya :
a. Fixed  sample  size  attribute sampling
Pengambilan sampel dengan metode ini ditujukan untuk memperkirakan presentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Model ini terutama digunakan jika peneliti melakukan pengujian kepatuhan terhadap suatu elemen pengawasan intern, dan peneliti memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan atau kesalahan.
b. Stop  Or  Go Attribute Sampling
Dengan menggunakan metode ini akan mencegah peneliti dari pengambilan sampel yang terlalu banyak, yaitu dengan menghentikan pengujian sedini mungkin. Metode ini digunakan jika peneliti yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil.
c. Discovery Sampling
Model ini cocok digunakan jika tingkat kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat rendah. Dalam metode ini peneliti menginginkan kemungkinan tertentu untuk menemukan paling tidak satu kesalahan.

2 komentar: